Karenanya, jangan heran kalau hanya disebabkan sepatah dua patah kata saja yang terlontar dari mulut bisa terjadi perkelahian, dua orang saudara bisa bermusuhan, bahkan membuat seseorang mendekam di balik terali besi. Sebaliknya, tidak perlu heran pula bila berkat satu dua patah kata seseorang bisa selamat dari malapetaka yang akan menimpanya. Apalagi balasan yang akan menimpa kita di akhirat kelak sebagai akibat terpelihara atau tidaknya lisan.
Dengan demikian, hendaknya kita selalu berhati-hati dengan lisan. Setiap kata yang hendak diucapkan hendaknya terlebih dahulu dipikirkan masak-masak. Sekiranya kata-kata yang akan terucapkan itu tidak ada manfaatnya, sebaiknya kita memilih diam.
Lidah, tanpa tenaga dan tanpa biaya bisa kita gerakkan setiap saat. Barang siapa di antara kita terlampau banyak bicara, akan sangat cepat mengeraskan hati. Orang yang paling beruntung di dunia ini adalah orang yang sangat bisa memperhitungkan setiap kata-katanya. Barang siapa yang berpikirnya lebih banyak daripada bicaranya, insyaAllah, kata-katanya akan membersihkan hati.
Dari Buku Bening Hati KH Abdullah Gymnastiar oleh Basyar Isya
7 Komentar Teman:
Dari lidah smua petaka akan jadi..
mulutmu adalah harimaumu
makanya mending menulis daripada koar2 dijalan
Assalamualaikum, He eh mending diem n gak banyak omong dari pada salah omong kan malah gawat... :) Kan Diem Itu emas
iya kisan sangat lah bahaya...
nulis juga kudu hati-hati sama juga ama lisan tuh
iya tuh.. ngomong dan nulis jg hrus sm hati-hati..
katanya lidah lebih tajam dari pedang :D
tapi tergantung yang menggunakan sih :))
berbicaralah kalo emang itu perlu...
kontrol lidah saat sedang emosi, karena saat itu, yang berbicara bukanlah hati, tapi ego...
ego dan lidah menjadi sangat kuat saat kita sedang emosi...
hehehehe....
piss...
lagi sok serius ni..
hahhaahhaaaa...
Posting Komentar