Wew,ee kemarin disuruh adex ku nyari artikel tentang jurnal kepribadian ganda, eh malah ketemu ini,,hmmm aku baca2 ternyata bagus juga,,jadiiiii hehehe tak ambil ajah tuh artikel ini buat referensi,,Silahkan dibaca yach,,trus kasih koment jangan lupa,,hahaahah
Kepribadian Ganda!
KAMU pasti pernah kan ketemu atau temenan sama orang yang punya sifat yang suka ngelucu, suka ngocol, pokoknya kocak abis deh. Biasanya jenis-jenis orang seperti ini yang bisa bikin suasana bakalan hidup. Atau mungkin kamu sendiri yang punya ini sifat. Nggak sedikit teman-teman sekolah kita punya sifat yang ramai banget. Tapi, jangan salah, kalau di rumah mereka belum tentu ramai seperti di luar rumah, sekolah atau malah sebaliknya. Sifat seperti ini biasanya dikenal orang sebagai kegandaan sifat atau bersifat ganda. Nah, buat nyelami masalah ini sampai sedetail-detailnya Lepass nugasin Ayu Lestari, Fitri Novita, dan Julius Aprilian. So, pantengin terus hasil liputan awak Lepass, ok!
Hasrat Nggak Kesampaian?
JANGAN heran kalau ngeliat orang yang biasanya heboh dan gila abis, tapi ketika di rumah malah diem adem ayem. Mungkin yang seperti itu bisa disebut hasrat nggak kesampaian. Banyak faktor yang bisa menyebabkannya. Bisa saja dari peraturan yang terlalu mengikat, sehingga membuat seseorang merasa nggak bebas di dalam mengekspresikan dirinya. Dan tentu saja akibatnya akan terlihat langsung dari perubahan sikapnya, bila berada di lingkungan yang berbeda. Biasanya orang tersebut akan bertingkah laku lebih aktif atau bisa jadi sebaliknya. Yang jelas ia akan memperlihatkan sisi dirinya yang terpendam.
Bakat atau Kelainan?
SEKILAS memang langsung ngerasa ill-feel kalau ngedenger yang namanya kepribadian ganda. Mungkin hal itu sama seperti sebuah komik animasi keluaran Jepang yang berjudul “Kyo The Samurai Deeper”. Tapi sekarang bukan mau meresensi komik itu sekarang, bayangkan jika seseorang memiliki dua kepribadian yang berbeda dan bahkan bertolak belakang sama sekali antara keduanya.
Satu sisi dia seorang tabib yang kocak, dan sisi lainnya ia merupakan sosok pembunuh yang menakutkan. Jika dipikir secara logika memang hal seperti itu sulit untuk diterima akal sehat. Karena sejauh ini masalah tentang kepribadian ganda hanya sebatas normal, tidak sampai tahap yang membahayakan. Kepribadian ganda bisa juga disebut kelainan, hal ini dapat disimpulkan karena orang yang mempunyai kepribadian ganda sudah pasti gaya hidupnya lain dari orang biasa atau tidak wajar.
Menurut Psikologi Bagaimana?
INTROPET itulah istilah psikologis penyakit ini. Segala sesuatu tentang hal ini biasanya sangat rawan dialami oleh kalangan remaja, karena dalam masa remaja ini dimulai suatu perkembangan pola pikir dan pendewasaan jiwa seseorang. Jadi, adalah suatu hal yang sangat fatal dan berbahaya jika ada kesalahan dalam pertumbuhan seorang anak seusia kita ini. Ditambah lagi remaja yang sedang masuk atau mengalami masa puber, tingkat emosi seorang manusia itu sangat rentan sekali di masa tersebut.
Labil, untuk itulah peran Sang orang tua sangat diperlukan, sebagai pengarah proses pendewasaan tersebut. Menurut M Dedy.S Sos, suatu penyakit tersebut biasanya mengidap ciri-ciri sebagai berikut; di rumah ia sangatlah pendiam, pemalu, dan tak banyak ulah, tapi di luar rumah ia sangatlah liar, urak-urakan, dll. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini disebabkan oleh suatu yang disebut salah asuhan. Tapi, bukan karya tulis karangannya Abdul Muis itu. Maksudnya adalah salahnya cara orang tua dalam pola pendidikan anaknya di rumah misalnya, otoriter, tidak menghargai dirinya ataupun pendapatnya, dan menganggapnya kecil sehingga dapat menyebabkan suatu luka batin dalam jiwa seseorang tersebut. Maka ia akan memperlihatkan ketidak-berdayaannya di rumah, ia merasa tidak ada artinya.
Untuk itu ketika ia telah keluar dari suatu lingkungan keluarga tersebut ia akan terasa bebas untuk mengekspresikan dirinya dan melakukan segala hal, menujukkan betapa dirinya ingin beda dengan dirinya yang sering ia lukiskan di rumah. Hal ini hanyalah untuk satu tujuan, yaitu mendapatkan dan mencari perhatian orang yang pasti tidak ia dapatkan di rumah tersebut. Tapi, hal ini tidak menutup kemungkinan kalau kesalahan tersebut berasal dari saudara atau malah dari dirinya sendiri.
Bukannya Menutupi Kekurangan?
TONG kosong nyarin bunyinya! Itu adalah salah satu cara seseorang untuk menutupi sebuah kekurangan yang ada pada dirinya. Misalnya saja dengan membuat gaduh keadaan kelas pada saat kita lagi dalam proses belajar di sekolah. Kebiasaan ini juga bisa dikatakan sebagai suatu akibat dari penyakit yang tersebut di atas. Atau hal lain yang bisa mempengaruhi penyakit ini adalah terlalu dimanjanya seorang anak oleh orang tua. Dikarenakan orang tua terlalu percaya kepada anaknya, sehingga Sang anak merasa bebas untuk mempergunakan kepercayaan itu.
Tapi, bukan berarti dengan ini orang tua harus mengurangi kepercayaannya pada anak. Melainkan dengan memberikan kepercayaan yang bertanggungjawab, Sang anak walaupun diberikan berbagai fasilitas, orang tua harus tetap memperhatikan kehidupan mereka. Pertanyaan “Tadi darimana?”, “Gimana tadi di sekolah?”, memang suatu hal yang sangat membosankan untuk dijawab. Tapi, tanpa disadari hal itu akan menimbulkan betapa berartinya Sang anak di keluarga tersebut.
Dari Lepass :
WAH! Suatu penyakit memang menyakitkan, tapi yang pasti suatu itu pasti ada penawarnya, kecuali HIV AIDS yang belum ada obatnya. Dan pasti seperti yang sering dikatakan oleh para orang tua, lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan memperhatikan dan percaya, itulah kunci pencegahan terjadinya penyakit intropet ini. Lepass-mania, kita cuma bisa berharap semoga kita dihindarkan dari segala penyakit, dan jangan sampai mendekatinya. Apalagi kalau penyakit yang belum ada obatnya kayak HIV AIDS, wuih serem!
Hasrat Nggak Kesampaian?
JANGAN heran kalau ngeliat orang yang biasanya heboh dan gila abis, tapi ketika di rumah malah diem adem ayem. Mungkin yang seperti itu bisa disebut hasrat nggak kesampaian. Banyak faktor yang bisa menyebabkannya. Bisa saja dari peraturan yang terlalu mengikat, sehingga membuat seseorang merasa nggak bebas di dalam mengekspresikan dirinya. Dan tentu saja akibatnya akan terlihat langsung dari perubahan sikapnya, bila berada di lingkungan yang berbeda. Biasanya orang tersebut akan bertingkah laku lebih aktif atau bisa jadi sebaliknya. Yang jelas ia akan memperlihatkan sisi dirinya yang terpendam.
Bakat atau Kelainan?
SEKILAS memang langsung ngerasa ill-feel kalau ngedenger yang namanya kepribadian ganda. Mungkin hal itu sama seperti sebuah komik animasi keluaran Jepang yang berjudul “Kyo The Samurai Deeper”. Tapi sekarang bukan mau meresensi komik itu sekarang, bayangkan jika seseorang memiliki dua kepribadian yang berbeda dan bahkan bertolak belakang sama sekali antara keduanya.
Satu sisi dia seorang tabib yang kocak, dan sisi lainnya ia merupakan sosok pembunuh yang menakutkan. Jika dipikir secara logika memang hal seperti itu sulit untuk diterima akal sehat. Karena sejauh ini masalah tentang kepribadian ganda hanya sebatas normal, tidak sampai tahap yang membahayakan. Kepribadian ganda bisa juga disebut kelainan, hal ini dapat disimpulkan karena orang yang mempunyai kepribadian ganda sudah pasti gaya hidupnya lain dari orang biasa atau tidak wajar.
Menurut Psikologi Bagaimana?
INTROPET itulah istilah psikologis penyakit ini. Segala sesuatu tentang hal ini biasanya sangat rawan dialami oleh kalangan remaja, karena dalam masa remaja ini dimulai suatu perkembangan pola pikir dan pendewasaan jiwa seseorang. Jadi, adalah suatu hal yang sangat fatal dan berbahaya jika ada kesalahan dalam pertumbuhan seorang anak seusia kita ini. Ditambah lagi remaja yang sedang masuk atau mengalami masa puber, tingkat emosi seorang manusia itu sangat rentan sekali di masa tersebut.
Labil, untuk itulah peran Sang orang tua sangat diperlukan, sebagai pengarah proses pendewasaan tersebut. Menurut M Dedy.S Sos, suatu penyakit tersebut biasanya mengidap ciri-ciri sebagai berikut; di rumah ia sangatlah pendiam, pemalu, dan tak banyak ulah, tapi di luar rumah ia sangatlah liar, urak-urakan, dll. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini disebabkan oleh suatu yang disebut salah asuhan. Tapi, bukan karya tulis karangannya Abdul Muis itu. Maksudnya adalah salahnya cara orang tua dalam pola pendidikan anaknya di rumah misalnya, otoriter, tidak menghargai dirinya ataupun pendapatnya, dan menganggapnya kecil sehingga dapat menyebabkan suatu luka batin dalam jiwa seseorang tersebut. Maka ia akan memperlihatkan ketidak-berdayaannya di rumah, ia merasa tidak ada artinya.
Untuk itu ketika ia telah keluar dari suatu lingkungan keluarga tersebut ia akan terasa bebas untuk mengekspresikan dirinya dan melakukan segala hal, menujukkan betapa dirinya ingin beda dengan dirinya yang sering ia lukiskan di rumah. Hal ini hanyalah untuk satu tujuan, yaitu mendapatkan dan mencari perhatian orang yang pasti tidak ia dapatkan di rumah tersebut. Tapi, hal ini tidak menutup kemungkinan kalau kesalahan tersebut berasal dari saudara atau malah dari dirinya sendiri.
Bukannya Menutupi Kekurangan?
TONG kosong nyarin bunyinya! Itu adalah salah satu cara seseorang untuk menutupi sebuah kekurangan yang ada pada dirinya. Misalnya saja dengan membuat gaduh keadaan kelas pada saat kita lagi dalam proses belajar di sekolah. Kebiasaan ini juga bisa dikatakan sebagai suatu akibat dari penyakit yang tersebut di atas. Atau hal lain yang bisa mempengaruhi penyakit ini adalah terlalu dimanjanya seorang anak oleh orang tua. Dikarenakan orang tua terlalu percaya kepada anaknya, sehingga Sang anak merasa bebas untuk mempergunakan kepercayaan itu.
Tapi, bukan berarti dengan ini orang tua harus mengurangi kepercayaannya pada anak. Melainkan dengan memberikan kepercayaan yang bertanggungjawab, Sang anak walaupun diberikan berbagai fasilitas, orang tua harus tetap memperhatikan kehidupan mereka. Pertanyaan “Tadi darimana?”, “Gimana tadi di sekolah?”, memang suatu hal yang sangat membosankan untuk dijawab. Tapi, tanpa disadari hal itu akan menimbulkan betapa berartinya Sang anak di keluarga tersebut.
Dari Lepass :
WAH! Suatu penyakit memang menyakitkan, tapi yang pasti suatu itu pasti ada penawarnya, kecuali HIV AIDS yang belum ada obatnya. Dan pasti seperti yang sering dikatakan oleh para orang tua, lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan memperhatikan dan percaya, itulah kunci pencegahan terjadinya penyakit intropet ini. Lepass-mania, kita cuma bisa berharap semoga kita dihindarkan dari segala penyakit, dan jangan sampai mendekatinya. Apalagi kalau penyakit yang belum ada obatnya kayak HIV AIDS, wuih serem!
6 Komentar Teman:
horeeee pertamaxxxxxxxx....heheheh...
kayanya hampir semuanya deh punya kepribadian ganda cuma ga disadari aja heheheh....
Panda kedua gag yah ????
biasanya orang yang punya kepribadian ganda ga begitu sadar ma dirinya kalau dia punya kepribadian ganda tuh.... heheheh artikelnya bagus nih bro.... heheheeh navigasi halamannya udah bisa ya bro>???
kalo el mank suka gak nyadar juga, kadang2 tau juga kalo el suka beda,,hihihi bahakan gak kenal ma diri el "yg lain" itu....
hehehehehehehe....
kepribadian ganda???hmmm....keren tu kayanya...malah jadi pengen punya deh....gimana rasanya yaa....???
pembuat suasana meriah ..memang bener tuh walaupun kadan rame sendiri
Posting Komentar