4.6.08

Cara pandang ... mungkin istilah kerennya paradigma kali ya? Anyway, cara pandang kita menentukan 'apa' yang kita lihat. Kalau kita memandang hidup ini indah, ya .. hidup ini indah. Kalau kita memandang hidup ini dari sudut negatif ... ya biasanya ada aja masalah yang kita temui sehari-hari yang membuat kita merasa hidup ini semakin pahit ... pahit ... pahit ..


Stephen Covey memberikan ilustrasi menarik soal ini. Pada suatu saat di hari Minggu pagi di subway New York. Ia ada di subway ini. Banyak orang lain yang ada di subway ini pula. Suasana tenang, ada yang membaca koran, ada yang melamun, ada pula yang memejamkan matanya ... suasana tenang dan santai di Minggu pagi.

Namun mendadak seorang pria dan anaknya memasuki subway ini. Sang anak berteriak, melempar barang kian kemari, bahkan menyambar majalah atau koran yang tengah dibaca orang. Sang ayah duduk menutup matanya meski jelas ia mengetahui apa yang sedang terjadi.

Covey merasa benar-benar terganggu. Ia merasa tidak percaya kalau sang ayah diam saja membiarkan anaknya yang bertingkah luar biasa dan mengganggu orang-orang dan ketentraman pagi itu.

Akhirnya ia pun tak tahan dan melontarkan pertanyaan kepada sang ayah, "Pak, anak anda mengganggu orang-orang. Apa kiranya bisa anda tenangkan ia sedikit?"

Sang ayah seperti tersadarkan dari tidur dan perlahan-lahan menjawab, "Oh ya pak, saya kira anda benar. Saya kira memang seharusnya saya melakukan sesuatu. Kami baru saja dari rumah sakit tempat ibunya baru meninggal dunia kira-kira sejam yang lalu. Saat ini saya tidak bisa berfikir dan saya kira begitu juga yang dialami anak saya ini ..."

Covey benar-benar seperti tertampar. Cara pandangnya semula seketika juga berubah. Saat itu pula ia melihat hal yang sama tetapi dengan hasil yang berbeda. Rasa terganggunya hilang sama sekali, yang muncul justru adalah rasa simpati dan turut bersedih.

Segalanya berubah dalam hitungan detik ...

===

Sering kali dalam hidup ini kita menghadapi hal yang sama. Kita sudah menetapkan cara pandang kita terhadap sesuatu tanpa menyimak, meneliti terlebih dahulu. Kita sudah terburu-buru mengambil kesimpulan tanpa meneliti seluruh fakta yang ada. Yang lebih repot lagi, kita sering kali menerapkan ini pada orang, pada manusia yang kita temui.

Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui situasi yang sama seperti yang ditemui Stephen Covey. Misalnya, rekan kerja kita kemarin buru-buru pulang kerja sebelum usai waktu kerja. Kita langsung 'menghukum' ia sebagai orang yang malas bekerja. Padahal setelah kita tanya, rupanya rumahnya kebanjiran. Saya yakin cara pandang kita akan berubah seketika dari 'menghukum' menjadi rasa prihatin dan simpati ... "Aduh, kasihan, masuk ke rumah. Perabot kena dong ya? Siapa aja yang bantu? Sekarang masih masuk atau sudah surut? Sudahlah, nggak usah masuk kerja, saya yang bereskan urusan kantor, kamu beresin rumah dulu deh ... dst dst".

So, hati-hati dengan cara pandang kita ... :-)


Baca-Baca Yang Ini Juga

0 Komentar Teman:

Posting Komentar