22.4.08


Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.


* Yang pertama berkata : "Aku adalah damai" : Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!"

* Yang kedua bekata : "Aku adalah iman" : Sayang aku tak berguna lagi, manusia tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya lagi aku menyala. "begitu selesai bicara! tiupan anggin memadamkannya"

* Yang ketiga berkata : "Aku adalah cinta" : Tapi sayang mereka tak bisa mengerti aku lagi, mereka lebih mementingkan diri mereka sendiri, "akhirnya lilin cinta itupun padam dengan sendirinya".


Tanpa terduga...

Seorang anak saat itu masuk kedalam kamar,
dan melihat ketiga lilin talah padam.
karena takut akan kegelapan itu, ia berkata:
"ekh apa yang terjadi?! kalian harus tetap menyala,
aku tajut akan kegelapan!"
lalu ia nangis tersedu-sedu.

lalu dengan terharu lilin keempat berkata :
"jangan takut,
janganlah menangis,
selama aku masih ada dan menyala,
kita tetap dapat menyalakan ketiga lilin lainnya.

"Akulah Harapan"

Dengan mata bersinar,sang anak mengambil lilin harapan,
lalu menyalakan ketiga lilin lainnya.

"Apa yang tidak pernah mati hanyalah "HARAPAN" yang ada dalam hati kita.

...dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat,
seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan!
"Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!!!

18.4.08

Link Info lowongan Kerja Terbaru



* Lowongan Kerja 1

* Lowongan Kerja 2
* Lowongan Kerja 3

* Lowongan Kerja 4

* Lowongan Kerja 5

16.4.08

Tentang Kampung Halaman ku “KLATEN”

Kabupaten Klaten (Bahasa Jawa: Klathèn), adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat. Kompleks Candi Prambanan, salah satu kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, berada di Kabupaten Klaten.

Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah dataran rendah dan tanah bergelombang. Bagian barat laut merupakan pegunungan, bagian dari sistem Gunung Merapi. Ibukota kabupaten ini berada di jalur utama Solo-Yogyakarta.

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Klaten, yang sebenarnya terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Klaten dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Kota Administratif Klaten kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Klaten.

Asal Mula Nama “KLATEN”

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya.

Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati.
Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993.

Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang.

Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan.

Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya.

Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950.

Hari jadi

Daerah Kabupaten Klaten semula adalah bekas daerah swapraja Surakarta. Kasunanan Surakarta terdiri dari beberapa daerah yang merupakan suatu kabupaten. Setiap kabupaten terdiri atas beberapa distrik. Susunan penguasa kabupaten terdiri dari Bupati, Kliwon, Mantri Jaksa, Mantri Kabupaten, Mantri Pembantu, Mantri Distrik, Penghulu, Carik Kabupaten angka 1 dan 2, Lurah Langsik, dan Langsir.

Susunan penguasa Distrik terdiri dari Pamong Distrik (1 orang), Mantri Distrik (5), Carik Kepanawon angka 1 dan 2 (2 orang), Carik Kemanten (5 orang), Kajineman (15 orang).

Pada zaman penjajahan Belanda, tahun 1749, terjadi perubahan susunan penguasa di Kabupaten dan di Distrik. Untuk Jawa dan Madura, semua propinsi dibagi atas kabupaten-kabupaten, kabupaten terbagi atas distrik-distrik, dan setiap distrik dikepalai oleh seorang wedono.

Pada tahun 1847 bentuk Kabupaten diubah menjadi Kabupaten Pulisi. Maksud dan tujuan pembentukan Kabupaten Pulisi adalah di samping Kabupaten itu menjalankan fungsi pemerintahan, ditugaskan pula agar dapat menjaga ketertiban dan keamanan dengan ditentukan batas-batas kekuasa wilayahnya.

Berdasarkan Nawala Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana Senopati Ing Alaga Abdul Rahman Sayidin Panata Gama VII, Senin Legi 23 Jumadikir Tahun Dal 1775 atau 5 Juni 1847 dalam bab 13 disebutkan :

“……………………………….”Kraton Dalam Surakarta Adiningrat Nganakake Kabupaten cacah enem.

“………………………………”Kabupaten cacah enem iku Nagara Surakarta, Kartosuro, Klaten, Boyolali, Ampel, lan Sragen.

“………………………………” Para Tumenggung kewajiban rumeksa amrih tata tentreme bawahe dhewe-dhewe serta padha kebawah marang Raden Adipati.

Di Jatinom, upacara tradisional Sebaran Apem Yaqowiyu diadakan setiap bulan Sapar. Di Palar, Trucuk, Klaten bersemayam pujangga dari Kraton Solo bernama Ronggo Warsito. Keindahan alam dapat dinikmati di daerah Deles, sebuah tempat sejuk di lereng Gunung Merapi. Rowo Jombor tempat favorit untuk melihat waduk. Terdapat juga Museum Gula, di Gondang Winangun yang terletak sepanjang jalan Klaten - Yogyakarta.

Di Kecamatan Tulung sebelah timur terdapat serangkaian tempat bermunculannya mata air pegunungan yang mengalir sepanjang tahun, dan dijadikan obyek wisata. Wisata yang bisa dinikmati di sana adalah wisata memancing dan pemandian air segar. Banyak tempat pemandian yang bisa dikunjungi baik yang berbayar maupun tidak berbayar, seperti Umbul Nilo (gratis), Umbul Penganten (gratis), Umbul Ponggok (berbayar), Umbul Cokro (berbayar) dan umbul lainnya. Namun kalau untuk wisata memancing semua harus berbayar karena dikelola oleh usaha warga. Letak pemancingan yang terkenal adalah di desa Janti. Sambil memancing pengunjung dapat juga menikmati masakan ikan nila, lele, atau mas goreng berbumbu sambel khas dengan harga sangat terjangkau. Tiap hari libur perkampungan ini sering mengalami kemacetan karena membludaknya pengunjung dari kota Solo, Semarang dan Yogya.

15.4.08

Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan; manakala kebencian membawa kepada kemusnahan.~ Mahatma Ghandi

Tuhan memberi kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Tuhan hanya menganugerahkan sekeping hati pada kita? Karena Tuhan telah memberikan sekeping lagi hati pada seseorang untuk kita mencarinya. Itulah namanya Cinta.

Ada 2 titis air mata mengalir di sebuah sungai. Satu titis air mata tu menyapa air mata yg satu lagi,” Saya air mata seorang gadis yang mencintai seorang lelaki tetapi telah kehilangannya. Siapa kamu pula?”. Jawab titis air mata kedua tu,” Saya air mata seorang lelaki yang menyesal membiarkan seorang gadis yang mencintai saya berlalu begitu sahaja.”

Cinta sejati adalah ketika dia mencintai orang lain, dan kamu masih mampu tersenyum, sambil berkata: aku turut bahagia untukmu.

Jika kita mencintai seseorang, kita akan sentiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisi kita.

Jangan sesekali mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba. Jangan sesekali menyerah jika kamu masih merasa sanggup.
Jangan sesekali mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan rasa suka dimulai dari telinga. Jadi jika kamu mahu berhenti menyukai seseorang, cukup dengan menutup telinga. Tapi apabila kamu Coba menutup matamu dari orang yang kamu cintai, cinta itu berubah menjadi titisan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam jarak waktu yang cukup lama.

Cinta datang kepada orang yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan.

Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal dunia , lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada pusaranya . Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu sekarang selagi ada hayatnya.

Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dan bercinta dengan orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas kurniaan itu.

Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat -Hamka

Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat.

Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya.

Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu. Hanya untuk menemukan bahawa pada akhirnya menjadi tidak bererti dan kamu harus membiarkannya pergi.

Kamu tahu bahwa kamu sangat merindukan seseorang, ketika kamu memikirkannya hatimu hancur berkeping.
Dan hanya dengan mendengar kata “Hai” darinya, dapat menyatukan kembali kepingan hati tersebut.

Tuhan ciptakan 100 bahagian kasih sayang. 99 disimpan disisinya dan hanya 1 bahagian diturunkan ke dunia. Dengan kasih sayang yang satu bahagian itulah, makhluk saling berkasih sayang sehingga kuda mengangkat kakinya kerana takut anaknya terpijak.

Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati, sehinggalah kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna sesalan karena perginya tanpa berpatah lagi.

Jangan mencintai seseorang seperti bunga, kerana bunga mati kala musim berganti. Cintailah mereka seperti sungai, kerana sungai mengalir selamanya.

Cinta mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta !

Permulaan cinta adalah membiarkan orang yang kamu cintai menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kamu inginkan. Jika tidak, kamu hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kamu temukan di dalam dirinya.

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.~ Hamka

Kata-kata cinta yang lahir hanya sekadar di bibir dan bukannya di hati mampu melumatkan seluruh jiwa raga, manakala kata-kata cinta yang lahir dari hati yang ikhlas mampu untuk mengubati segala luka di hati orang yang mendengarnya.

Kamu tidak pernah tahu bila kamu akan jatuh cinta. namun apabila sampai saatnya itu, raihlah dengan kedua tanganmu,dan jangan biarkan dia pergi dengan sejuta rasa tanda tanya dihatinya

Cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci jika manusia dapat menilai kesuciannya.

Bukan laut namanya jika airnya tidak berombak. Bukan cinta namanya jika perasaan tidak pernah terluka. Bukan kekasih namanya jika hatinya tidak pernah merindu dan cemburu.

Bercinta memang mudah. Untuk dicintai juga memang mudah. Tapi untuk dicintai oleh orang yang kita cintai itulah yang sukar diperoleh.

Satu-satunya cara agar kita memperolehi kasih sayang, ialah jangan menuntut agar kita dicintai, tetapi mulailah memberi kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan. (Dale Carnagie)

14.4.08

Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung. Komputer mempunyai arti yang sangat luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Berikut ini definisi komputer yang didapat dari beberapa buku komputer.

Menurut buku Computer Annual (Robert H.Blissmer), komputer adalah suatu alat elektronik yang mampu melakukan beberapa tugas sebagai berikut :

* Menerima input
* Memproses input tadi sesuai dengan programmnya
* Menyimpan perintah-perintah dan hasil dari pengolahan
* Menyediakan output dalam bentuk informasi

Menurut buku Computer Today (Donald H.Sanders), komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan supaya secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya dan menghasilkan output dibawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi-instruksi program yang tersimpan di memori (stored program).

Menurut buku Computer Organization (V.C. Hamacher, Z.G. Vranesic. S.G. Zaky), komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dapat menerima informasi input digital, memprosesnya sesuai dengan suatu program yang tersimpan di memorinya (stored program) dan menghasilkan output informasi.

Menurut buku Introduction To The Computer, The Tool Of Busines (William M.Fouri),
komputer adalah suatu pemroses data (data processor) yang dapat melakukan perhitungan besar dan cepat, termasuk perhitungan aritmatika yang besar atau operasi logika, tanpa campur tangan dari manusia mengoperasikan selama pemrosesan.

Menurut buku Introduction To Computers (Gordon B. Davis), komputer adalah tipe khusus alat penghitung yang mempunyai sifat tertentu yang pasti.

Dari beberapa definisi yang didapat dari berbagai buku, dapat disimpulkan bahwa komputer adalah :

* Alat elektronik
* Dapat menerima input data
* Dapat mengolah data
* Dapat memberikan informasi
* Menggunakan suatu program yang tersimpan di memori komputer (stored program)
* Dapat menyimpan program dan hasil pengolahan
* Bekerja secara otomatis

Sedangkan yang disebut dengan program adalah kumpulan instruksi atau perintah terperinci yang sudah dipersiapkan supaya komputer dapat melakukan fungsinya dengan cara yang sudah tertentu.

Sumber : Jogiyanto, H.M, 1990, Pengenalan Komputer, Andi offset, Yogyakarta

Apa itu jaringan komputer?
Jaringan Komputer dapat diartikan sebagai suatu himpunan interkoneksi sejumlah komputer otonom. Dua buah komputer dikatakan membentuk suatu network bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Pembatasan istilah otonom disini adalah untuk membedakan dengan sistem master/slave. Bila sebuah komputer dapat membuat komputer lainnya aktif atau tidak aktif dan mengontrolnya, maka komputer komputer tersebut tidak otonom. Sebuah sistem dengan unit pengendali (control unit) dan sejumlah komputer lain yang merupakan slave bukanlah suatu jaringan; komputer besar dengan remote printer dan terminalpun bukanlah suatu jaringan.

Manfaat Jaringan Komputer
Secara umum, jaringan mempunyai beberapa manfaat yang lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha telah pula mengakui bahwa akses ke teknologi informasi modern selalu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknologi.

Jaringan memungkinkan manajemen sumber daya lebih efisien. Misalnya, banyak pengguna dapat saling berbagi printer tunggal dengan kualitas tinggi, dibandingkan memakai printer kualitas rendah di masing-masing meja kerja. Selain itu, lisensi perangkat lunak jaringan dapat lebih murah dibandingkan lisensi stand-alone terpisah untuk jumlah pengguna sama.

Jaringan membantu mempertahankan informasi agar tetap andal dan up-to-date. Sistem penyimpanan data terpusat yang dikelola dengan baik memungkinkan banyak pengguna mengaskses data dari berbagai lokasi yang berbeda, dan membatasi akses ke data sewaktu sedang diproses.

Jaringan membantu mempercepat proses berbagi data (data sharing). Transfer data pada jaringan selalu lebih cepat dibandingkan sarana berbagi data lainnya yang bukan jaringan.

Jaringan memungkinkan kelompok-kerja berkomunikasi dengan lebih efisien. Surat dan penyampaian pesan elektronik merupakan substansi sebagian besar sistem jaringan, disamping sistem penjadwalan, pemantauan proyek, konferensi online dan groupware, dimana semuanya membantu team bekerja lebih produktif.

Jaringan membantu usaha dalam melayani klien mereka secara lebih efektif. Akses jarak-jauh ke data terpusat memungkinkan karyawan dapat melayani klien di lapangan dan klien dapat langsung berkomunikasi dengan pemasok.

Ada tiga tipe jaringan yang umum yang digunakan antara lain :
* Jaringan WorkGroup,
* Jaringan Lan,
* Jaringan Wan

Jaringan Workgroup
Jaringan ini terdiri dari beberapa unit komputer yang dihubungkan dengan menggunakan Network Interface Card atau yang biasa disebut dengan Local Area Network Card, serta dengan menggunakan kabel BNC maupun UTP. Semua unit komputer yang terhubung dapat mengakses data dari unit komputer lainnya dan juga dapat melakukan print document pada printer yang terhubung dengan unit komputer lainnya.

Keuntungan Jaringan Workgroup.

* Pertukaran file dapat dilakukan dengan mudah (File Sharing).
* Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua unit komputer (Printer Sharing).
* Akses data dari/ke unit komputer lain dapat di batasi dengan tingkat sekuritas pada password yang diberikan.
* Komunikasi antar karyawan dapat dilakukan dengan menggunakan E-Mail & Chat.
* Bila salah satu unit komputer terhubung dengan modem, maka semua atau sebagian unit komputer pada jaringan ini dapat mengakses ke jaringan Internet atau mengirimkan fax melalui 1 modem.

Jaringan LAN
LAN (Local Area Network) adalah suatu kumpulan komputer, dimana terdapat beberapa unit komputer (client) dan 1 unit komputer untuk bank data (server). Antara masing-masing client maupun antara client dan server dapat saling bertukar file maupun saling menggunakan printer yang terhubung pada unit-unit komputer yang terhubung pada jaringan LAN.
Berdasarkan kabel yang digunakan ,ada dua cara membuat jaringan LAN, yaitu dengan kabel BNC dan kabel UTP.

Keuntungan Jaringan LAN.

* Pertukaran file dapat dilakukan dengan mudah (File Sharing).
* Pemakaian printer dapat dilakukan oleh semua client (Printer Sharing).
* File-file data dapat disimpan pada server, sehingga data dapat diakses dari semua client menurut otorisasi sekuritas dari semua karyawan, yang dapat dibuat berdasarkan struktur organisasi perusahaan sehingga keamanan data terjamin.
* File data yang keluar/masuk dari/ke server dapat di kontrol.
* Proses backup data menjadi lebih mudah dan cepat.
* Resiko kehilangan data oleh virus komputer menjadi sangat kecil sekali.
* Komunikasi antar karyawan dapat dilakukan dengan menggunakan E-Mail & Chat.
* Bila salah satu client/server terhubung dengan modem, maka semua atau sebagian komputer pada jaringan LAN dapat mengakses ke jaringan Internet atau mengirimkan fax melalui 1 modem.

Jaringan WAN
WAN (Wide Area Network) adalah kumpulan dari LAN dan/atau Workgroup yang dihubungkan dengan menggunakan alat komunikasi modem dan jaringan Internet, dari/ke kantor pusat dan kantor cabang, maupun antar kantor cabang. Dengan sistem jaringan ini, pertukaran data antar kantor dapat dilakukan dengan cepat serta dengan biaya yang relatif murah. Sistem jaringan ini dapat menggunakan jaringan Internet yang sudah ada, untuk menghubungkan antara kantor pusat dan kantor cabang atau dengan PC Stand Alone/Notebook yang berada di lain kota ataupun negara.

Keuntungan Jaringan WAN.

* Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai bank data dari kantor cabang.
* Komunikasi antar kantor dapat menggunakan E-Mail & Chat.
* Dokumen/File yang biasanya dikirimkan melalui fax ataupun paket pos, dapat dikirim melalui E-mail dan Transfer file dari/ke kantor pusat dan kantor cabang dengan biaya yang relatif murah dan dalam jangka waktu yang sangat cepat.
* Pooling Data dan Updating Data antar kantor dapat dilakukan setiap hari pada waktu yang ditentukan.

11.4.08

”Ayat-ayat Cinta” sedikit banyak memperlihatkan tanda perubahan wacana Islam di Indonesia belakangan ini. Masuknya diskusi mengenai cinta dalam Islam ke arus utama budaya populer menandai meluasnya rambahan wacana Islam.

Film ”Ayat-ayat Cinta” (AAC) karya terbaru sutradara Hanung Bramantyo bisa jadi merupakan sebuah fenomena baru dalam film Indonesia. Biasanya film bersuasana Islam tidak mengambil cinta sebagai tema utama. Tema cinta tunduk pada soal lain yang dianggap lebih substansial dalam pandangan Islam. Lihat misalnya film ”Titian Serambut Dibelah Tujuh”, ”Nada dan Dakwah”, atau ”Fatahillah”. Film-film pra-1998 ini menempatkan kisah cinta tokoh-tokohnya sebagai persoalan sampingan.

Pertemuan cinta dengan Islam memang tidak sama sekali baru mengingat film-film Rhoma Irama sudah melakukannya. Namun, harus diakui bahwa film Rhoma Irama masih lebih banyak memakan porsi petualangan dan cinta serta menempatkan wacana Islam sebagai sampiran semata.

AAC sedikit banyak punya sisi lain, yaitu sebagai tanda perubahan wacana Islam di Indonesia belakangan ini. Masuknya diskusi mengenai cinta dalam Islam ke arus utama budaya populer menandai meluasnya rambahan wacana Islam. Sebenarnya sejak awal 1990-an ketika ICMI didirikan, umat Islam sudah memasuki perdebatan wacana teknokratis dan menginisiasi pembentukan institusi ekonomi dan sosial serta tak lagi berpusat pada ideologi dan politik. Pada masa itu budaya populer Islam juga mulai masuk ke arus utama dengan salah satu contohnya rambahan kelompok nasyid ke TV swasta pertengahan dekade 1990-an serta kemunculan sinetron yang menggunakan suasana keagamaan di dalamnya yang menyusul kemudian, hingga sukses pemusik seperti Opick dan Hadad Alwi.

Kepolitikan Islam setelah 1998

Kepolitikan Islam setelah 1998 ditandai dengan berdirinya partai politik dengan asas Islam. Namun, hal itu tak berarti aspirasi politik umat Islam sepenuhnya terwakili. Yang terjadi adalah fragmentasi aspirasi politik yang berjalan seiring dengan garis partai. Bahkan, situasi ini tak lebih baik ketimbang masa Orde Lama ketika partai-partai politik berjalan menurut garis aliran. Garis-garis aliran yang dikenal dan direpresentasikan oleh partai politik, seperti yang ditelaah oleh Herbert Feith, pada kepolitikan setelah 1998 terpecah-pecah ke garis kepentingan yang lebih pragmatis dan tak bersambungan satu sama lain. Asas Islam yang dibawa oleh partai-partai itu tertinggal di atas kertas.

Di sisi lain pertumbuhan kelas menengah Islam semakin menguat. Lapisan ini tumbuh dari dua arah: pertumbuhan kelas menengah Islam lama dan dakwah Islam yang makin merambah ke bentuk-bentuk nonkonvensional. Pemanfaatan sumber daya ekonomi, saluran komunikasi mainstream, dan produk budaya populer telah membuat penetrasi ajaran Islam menjadi semakin jauh ke wilayah-wilayah baru.

Rambahan ini membuat muatan dakwah menjadi lebih cair di sana-sini. Kebutuhan untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan ”kebutuhan pasar” tak terhindarkan, paling tidak pada bentuk-bentuk kemasan. Jika pada awal pertumbuhannya nasyid Islami menolak nyaris segala bentuk alat musik, maka pada tahun 2000-an kelompok nasyid membawa alat musik dan bukan hanya tetabuhan. Ini adalah salah satu contoh bagaimana penyesuaian itu terjadi.

Dalam situasi seperti inilah film ”Ayat-ayat Cinta” menjadi sebuah karya yang memiliki nilai jual yang besar. Film ini menjadi titik temu dari berbagai gejala yang memperlihatkan fenomena mainstreaming dalam diskusi mengenai budaya populer Islam. Bentuk sinema menjadi sesuatu yang bukan kebetulan. Film ini sudah lebih dulu muncul dalam bentuk novel dan juga laris. Namun, hanya dalam bentuk filmlah diskusi wacana budaya populer Islam ini menjadi demikian luas dan masif. Kekuatan media film sebagai pembentuk mitos sebuah bangsa (Susan Hayworth, 1996) ternyata benar adanya; dan usaha mainstreaming budaya populer Islam telah memasuki sebuah fase baru dengan film ini.

Fase ini akan segera tampak dengan membanjirnya film-film bersuasana Islam ke bioskop pada tahun-tahun mendatang. Pembanjiran itu datang dari dua arah. Pertama tentu adalah para pelaku industri film yang memang kebanyakan merupakan Pak Turut. Sukses satu film secara massal seperti ini akan melahirkan deretan epigon. Kedua, terbukanya pasar penonton Islam akan merangsang para pelaku baru dalam dunia film. Mereka akan percaya bahwa ada pasar yang bernama penonton Muslim yang siap untuk diberi sajian film-film ”Islami”. Maka, bersiaplah untuk menyambut film-film dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, atau organisasi Islam lainnya.

Apa yang sedang dirayakan?

Para pekerja kreatif yang mengubah novel AAC menjadi film sebelumnya relatif tak dikenal sebagai para pekerja kreatif yang bekerja mengarusutamakan budaya populer Islam. Produser Manoj Punjabi dari MD Production dikenal memproduksi berbagai jenis sinetron, atau film macam ”Kala” dan ”Suster Ngesot” yang tak berhubungan sama sekali dengan nilai Islami.

Sutradara Hanung Bramantyo dikenal sebagai seorang sutradara sibuk yang membuat berbagai genre film seperti percintaan remaja, horor, komedi, dan menyampaikan bermacam muatan di dalamnya. Jika ada obsesi Hanung selama ini yang ia nyatakan terbuka, itu adalah obsesinya untuk menguak misteri peristiwa Gerakan 30 September 1965. Memang Hanung sempat menyatakan di blog pribadinya dan banyak wawancara bahwa pembuatan AAC adalah dakwah, jihad baginya. Namun, di sisi lain Hanung mengakui bahwa banyaknya keharusan kompromi membuat tak semuanya berjalan seperti yang ia bayangkan. Sedangkan bagi pasangan suami istri penulis skenario yang mengadaptasi novel ini, Salman Aristo (”Catatan Akhir Sekolah”, ”Jomblo”, ”Cinta Silver”) dan Ginatri S Noer (”Foto, Kotak dan Jendela”, ”Lentera Merah”) persoalannya serupa belaka.

Maka, AAC tak berhubungan secara langsung dengan usaha pengarusutamaan diskusi budaya populer Islam. Muatan dan penuturan AAC bisa jadi merupakan tanda bahwa produk yang diniatkan tidak semata-mata untuk berdakwah ini ternyata disambut pasar dengan luar biasa. Sentimen (ghirah) keislaman terbangkitkan di satu sisi dan massa yang lebih luas juga masih bisa menangkap melodrama di dalamnya. Ketika saya menonton film ini, tak kebetulan saya satu bioskop dengan serombongan ibu berkerudung yang berasal dari pengajian yang sama dan serombongan lain anak perempuan usia SMA yang menonton film itu dengan bercelana short pants. Beberapa orang dari kedua kelompok itu sama-sama keluar dengan mata sembab akibat menangis.

Maka, jika ada sesuatu yang ”dirayakan” oleh film ini, bisa jadi ia seperti membebaskan sebuah sekat yang selama ini memisahkan antara ”percintaan” dan ”Islam”. Ternyata keduanya bisa berdampingan dengan aman dengan pemecahan-pemecahan yang diusulkan oleh AAC seperti taaruf dan poligami. Sentimen keislaman muncul dalam AAC karena beririsan langsung dengan melodrama film ini. Film ini jelas sekali mengusung tema cinta, ketika kehidupan tokoh utamanya, Fahri, semata-mata berurusan dengan cinta. Beberapa peristiwa penting dalam film ini memperlihatkan hal tersebut. Kita lihat di beberapa hal berikut.

Fahri berkuliah di Universitas Al Azhar, tetapi sebagaimana film Hanung Bramantyo lainnya, ”Jomblo”, sepanjang film nyaris tak tampak kegiatan Fahri menjalankan kegiatan perkuliahan. Memang ada tokoh syaikh (guru) ditampilkan di film ini, tapi ia berperan menjadi semacam konsultan bagi persoalan percintaan Fahri yang tak henti-hentinya dikirimi surat cinta oleh para perempuan.

Kemudian dalam sebuah adegan, Fahri digambarkan membela seorang perempuan bule di kereta dari kekasaran seorang Arab Mesir, yang kemudian berlanjut ke perdebatan soal agama di kereta itu. Namun, peristiwa yang penuh kata-kata mirip khotbah itu juga merupakan sebuah pintu masuk bagi peristiwa pertemuan Fahri dengan Aisha, perempuan yang kemudian menjadi istrinya. Pertemuan ini menimbulkan simpati Aisha yang ujungnya berkembang menjadi rasa cinta.

Pertemanan Fahri dengan Maria Girgis, seorang perempuan Kristen Koptik (Kristen yang berkembang di Mesir pra-Islam), juga berurusan dengan soal cinta antara mereka. Bagai mengikuti ”When Harry Met Sally”, AAC juga tak percaya bahwa laki-laki dan perempuan bisa berteman tanpa seks (baca: cinta) di antara mereka. Ketertarikan Maria terhadap Islam tak bisa dilepaskan dari ketertarikannya terhadap Fahri. Maria tak akan pernah memilih untuk menjadi seorang Muslimah apabila ia tak diimami oleh Fahri, orang yang dicintainya.

Irisan terbesar antara melodrama dan nilai Islam justru adalah pada pilihan terhadap poligami. Cerita asli dalam novel AAC tak menggambarkan Fahri-Aisha-Maria hidup satu rumah. Dalam film ini justru bagian itulah yang terpenting untuk menguras air mata penonton (tearjerker). Apabila pernikahan antara Fahri dan Maria hanya terjadi dalam gagasan, maka penonton tak akan diberikan kesempatan untuk merasakan ”pengorbanan” yang dibuat oleh Aisha. Maka, dengan penggambaran bahwa mereka hidup bertiga, penderitaan Aisha menjadi nyata dan menarik empati penonton, atau malahan justru kemarahan penonton, tergantung dari sudut mana mereka memandang poligami dan ”pengorbanan perempuan”.

Fahri itu Si Boy baru?

”Pengorbanan” Aisha menjadi sesuatu yang sangat menarik dibandingkan dengan karakter Fahri yang sangat pasif. Kepasifan Fahri bahkan sebenarnya agak fatalistis ketika lingkungannya mendefinisikan hidup Fahri sepenuhnya. Definisi fatalistis yang ditawarkan oleh lingkungan itu adalah Fahri harus berpoligami, tak ada pilihan lain. Segala peristiwa berhubungan satu sama lain secara tertutup dan tak menyediakan ruang bagi alternatif. Maka, ketika Fahri akhirnya harus menjalani poligami, pilihan itu sudah niscaya sejak semula.

Manipulasi lingkungan ini ternyata menghasilkan sosok Fahri yang tidak ideal. Alih-alih mendefinisikan lingkungan (atau bahkan mengubahnya), Fahri menjalani kebingungan ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam hidupnya. Pada titik inilah Fahri sama sekaligus berbeda dengan tokoh Si Boy, karakter arketipal remaja Indonesia sejak pertengahan dekade 1980-an sampai awal dekade 1990-an. Persamaan Fahri dan Si Boy dalam konteks penceritaan adalah hidup keduanya dikendalikan semata-mata oleh persoalan percintaan mereka. Persamaan lain adalah mereka bersekolah di luar negeri; Fahri di Mesir dan Si Boy di Amerika.

Lokasi tempat sekolah mereka ini bisa jadi mewakili perbedaan orientasi luar negeri bagi dua generasi berbeda ini. Orientasi bagi pemuda kelas menengah + tampan + pintar + Muslim yang soleh di dekade 1980-an adalah Amerika, sedangkan untuk kategori nyaris serupa (Fahri bersekolah karena beasiswa, bukan uang orangtuanya seperti Si Boy) pada paruh kedua dekade 2000-an adalah Mesir, tepatnya di sebuah universitas Islam dan belajar ilmu-ilmu keislaman. Persamaan lain antara Fahri dan Si Boy adalah mereka dicintai oleh lebih dari satu perempuan (yang cantik dan kaya).

Perbedaan antara mereka adalah keaktifan Boy yang tak ada pada Fahri. Si Boy relatif aktif dalam urusan percintaan, sedangkan Fahri sama sekali tidak aktif. Perempuan-perempuan di sekitar Fahri mengirimkan surat menyatakan cinta mereka (yang implikasi satu-satunya dari tindakan ini adalah pernikahan) dan Fahri tak pernah membalas mereka. Dalam urusan pernikahan, Aishalah yang aktif melakukan perkenalan pertama kali (taaruf) dan bahkan Aisha pula yang memaksa Fahri untuk berpoligami.

Keaktifan Fahri dalam film ini ada pada dua peristiwa, yaitu ketika ia menolong Noura dan menolong perempuan bule di kereta dari serangan seorang Arab Mesir. Kedua peristiwa ini merupakan semacam pajangan bagi karakter Fahri yang menegaskan kualitas keislamannya; yang dalam konteks dekade 1980-an (pada ”Catatan Si Boy”) mungkin bentuknya adalah memajang tasbih dan sajadah di mobil atau memaksa keluar seorang perempuan yang sudah mulai membuka kancing bajunya.

Persamaan paling penting dari kedua karakter ini adalah sikap pasif mereka terhadap persoalan sosial dan politik dalam konteks mereka. Si Boy lahir dari sandiwara radio bersambung di Radio Prambors, radio yang menjadi barometer bagi gaya hidup remaja dekade 1980-an, sedangkan Fahri lahir dari cerita bersambung di harian Republika, harian yang relatif membawa suara umat Islam. Keduanya lahir dari sebuah kultur tepian yang kemudian masuk ke arus utama wacana tentang karakter arketipal anak muda Indonesia ketika mereka bertransformasi di layar lebar.

Si Boy pada tahun 1980-an adalah representasi dari represi politik Orde Baru yang sedang giat melakukan upaya penyeragaman ideologi dan korporatisasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial kemasyarakatan. Ia juga lahir beriring dengan penjinakan kehidupan politik mahasiswa yang terwujud dalam NKK/ BKK. Maka, keterasingan Si Boy dari kehidupan politik adalah semacam sebuah katarsis bagi situasi yang tak memungkinkan ekspresi aspirasi politik yang bersifat kritis. Pengamat film dari Australia, Krisna Sen, menyatakan bahwa karakter Si Boy adalah sebuah bentuk akomodasi luar biasa dari dunia kreatif Indonesia terhadap usaha pembangunan harmoni dan domestikasi yang dilakukan oleh Orde Baru.

Fahri sebenarnya tak mengalami masalah seperti yang dihadapi oleh Si Boy. Ia lahir dalam lingkungan yang bebas dalam mengartikulasikan kepentingan politik dan ideologi. Namun, ia tetap tak terlibat dalam masalah apa pun di negerinya. Mesir merupakan sebuah sanctuary guna menghindar dari kenyataan terlalu banyaknya problem sosial politik yang harus dihadapi jika Fahri, tokoh arketipal Muslim ini, harus berada di Indonesia.

Akhirnya bisa jadi persamaan terbesar Fahri dengan Si Boy adalah kesamaan mereka dalam menghela ilusi tentang kehidupan cinta lewat tokoh serba ideal. Namun, idealisasi itu berbeda. Pada Si Boy, yang dibutuhkan adalah kesempurnaan karakter. Sedangkan pada Fahri, kesempurnaan itu dicabut dan Fahri dibuat menjadi lebih rapuh dan bimbang. Dengan kerapuhan dan kebimbangan ini, pilihan Fahri terhadap nilai Islam (baca: taaruf dan poligami) menjadi kurang ideologis dan lebih bisa diterima oleh penonton, oleh pasar yang lebih luas.

Konformitas

AAC memperlihatkan bahwa film Indonesia masih harus mengalami konformitas yang besar. Jika pada masa Orde Baru, kompromi terjadi karena kekuatan politik yang berusaha mengendalikan muatan film, maka kini kekuatan pasar demikian mendominasi. Hal ini beriringan dengan mencairnya agenda keberislaman ketika harus memasuki arus utama budaya populer. Maka, penerimaan terhadap AAC bisa sedemikian luas.

AAC merupakan sesuatu yang memang sudah waktunya, timely, sebagaimana ”Jelangkung”, ”Petualangan Sherina”, ”Ada Apa dengan Cinta?”, dan box office lainnya. Ia akan menggairahkan pasar sejenak dan menggeret gerbong produksi film-film sejenis. Momentum sudah tercipta, tetapi perfilman Indonesia masih berada di tahap yang sama. Nilai AAC sebagai politik kebudayaan bisa jadi besar, tetapi secara sinematik, ia adalah pengulangan kekalahan serupa terhadap lawan yang berbeda.

Masih amat banyak para pemuda yang jatuh dalam pergaulan yang salah, senang dengan tindakan brutal dan kekerasan, ugal-ugalan, hura-hura dan bahkan kemaksiatan seperti, minum minuman keras, pergaulan bebas dan sebagainya. Termasuk tingkat yang mengkhawatirkan adalah meninggalkan kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh setiap muslim yang telah baligh, seperti shalat dan puasa Ramadhan. Alasannya sangat sederhana, yakni memang begitulah seharusnya seorang pemuda itu, kalau tidak demikian namanya bukan anak muda.

Kita semuanya tanpa kecuali pasti menyadari, bahwa masing-masing kita mempunyai kesalahan dan pernah berdosa, terlupa serta khilaf. Hanya saja orang yang mendapatkan taufiq dan mau menyadari kekeliruannya pasti akan bersegera untuk bertaubat dan minta ampun kepada Alloh Subahanahu wa Ta’ala. Menyesali perbuatan itu dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengulangi-nya, sebagaimana difirmankan Alloh Subahanahu wa Ta’ala, yang artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Alloh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Alloh, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (QS: Ali ‘Imron: 135-136)

Betapa Maha Besarnya Alloh Subahanahu wa Ta’ala; Seseorang telah melakukan tindak kekejian, menganiaya diri sendiri, kemudian mau bertaubat, menyesal, minta ampunan dan meninggalkan kemaksiatan itu lalu Alloh Subahanahu wa Ta’ala mengampuni dan memberikan untuknya kenikmatan abadi di Surga. Mengalir di bawahnya sungai-sungai, disediakan buah-buahan ranum tak kenal musim, keteduhan dan kedamaian, bidadari yang jelita dan memandang wajah Alloh Subahanahu wa Ta’ala Yang Agung lagi Mulia yang merupakan nikmat paling besar bagi penduduk Surga.

Dasar Kekeliruan
Berbagai tindakan menyimpang yang dilakukan para pemuda ternyata memiliki muara yang boleh dikatakan sama, yaitu kekeliruan dalam memahami dan menyikapi masa muda. Hampir sebagian besar pemuda memiliki persangkaan dan persepsi, bahwa masa muda adalah masa berkelana, hura-hura, bersenang-senang, main-main, berfoya-foya dan mengabiskan waktu untuk bersuka ria semaunya.

Untuk menimbang dan memandang dari sudut syar’i dikatakan belum waktunya dan bukan trendnya. Padahal kenyataannya syari’at berbicara lain, yaitu masa muda adalah masa dimulainya seseorang untuk memikul suatu beban tanggung jawab sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits riwayat At-Tirmidzi, bahwa ada tiga golongan yang pena diangkat (tidak ditulis dosanya) yang salah satunya adalah seorang anak hingga ia dewasa (menjadi pemuda). Maka bagaimanakah seorang pemuda muslim yang ketika itu catatan keburukan sudah mulai ditulis malah justru memperbanyak keburukannya?

Yang sebenarnya adalah, masa muda merupakan masa dimulainya seseorang memulai menumpuk dan memperbanyak amal kebajikan, masa menghitung dan introspeksi diri, masa penuh semangat dan jiwa membara untuk membangun dan beramal sebanyak-banyaknya. Masa di mana segenap kemampuan dan tenaga dicurahkan serta masa yang penuh dengan kesempatan emas untuk melakukan berbagai ketaatan dan kebaikan.

Bentuk-Bentuk Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemuda, antara lain:

1. Meremehkan Kewajiban
2. Terlalu Menuruti Hawa Nafsu
3. Menyia-Nyiakan Waktu/Umur
4. Mabuk-Mabukan dan Mengkonsumsi Narkoba
5. Merokok
6. Kebiasaan Rahasia (Onani)
7. Suka Meniru Trend Orang Kafir (Tasyabbuh)
8. Hobi Mengumbar Lisan
9. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua
10. Bangga dengan Perbuatan Dosa
11. Tidak mensyukuri nikmat Allah dan menyia-nyiakannya.
12. Mengganggu dan menyakiti orang lain, tidak menghormati yang tua.
13. Memutuskan hubungan silatur rahim.
14. Suka mengikuti program obrolan dengan lawan jenis via telepon.
15. Menunda taubat dan panjang angan-angan.
16. Terlalu banyak tertawa dan bercanda
17. Bergaul dengan teman yang buruk perangai.
18. Tidak perhatian dengan urusan-urusan kaum muslimin.
19. dsb