Malam telah larut dan semakin larut. Telah lewat pukul 11 malam. Ada clien ngenet g pulang-pulang lagi,,, membuat gw bete N yang pastinya bakal gak bbx lagi,,dan sebenernya kegiatan saya kek gitu trus dan trus tiap harinya,, Ah, memang hari-hari yang menjemukan.Untung ada temen dunia maya gue yang kadang nemenin gue obrol walaupun entah kemana arus obrolan itu mengalir yang penting gue ada temen, panggil saja ell nama lengkapnya ellyana septeryati kalo g salah inget,,Lanjut lagi,,terlebih,,komputer gak clien ato billing pke error mulu lagi! Lengkap sudah, badan dan mata yang lelah ditambah dengan "acara" pake clien pada resek gak jelas maunya”. Dari pada gue ngurusi clien yang resek gak jelas mending gue keluar. Untunglah, penjual nasi goreng yang mangkal di pojok jalan lom tutup,. Segera saya menjumpai bapak penjual yang sendirian ditemani rokok dan lampu petromak yang masih menyala. Dia menyilahkan saya duduk. Sebenernya gue cuman mo cari temen obrol saja. Karena merasa tak nyaman, saya berkata, "tolong bikin nasi goreng pak, di makan disini saja.
Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar. Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja, nasi goreng yang mengepul telah terhidang. Ehh tak lama kemudian rintik hujan mulai turun, makin lama makin deras juga waktu itu, dengan terpaksa warnet saya tinggal cukup lama. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah klo jam2 segini orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak, apa lagi di barengi sama ujan?" Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam. "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau udah jam tengah malem gini apalagi d tempat dan suasana yang kurang mendukung begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru...
Tuhan itu tidak pernah istirahat, begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya." Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung kalau besok masih hujan.....". Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah g pernah bubu". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Makna nya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan.
Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi,dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok. Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan nasi goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak di benak saya."Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah,hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan. Gue kembali k warnet dan secara tidak sengaja saya telah mendapat ilmu dan pengalaman yang sangat berarti buat gue.
Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar. Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar,dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan.
Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa. Aku berdoa agar diberikan kekuatan...Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.* Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan...Namun, Allah memberikanku masalah agar ku mampu memecahkannya. Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya. Aku berdoa agar diberikan keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya. Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang..... Namun, Allah memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya. Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...Namun, Allah memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.
Sang Bapak tersenyum, dan mulai menyiapkan tungku apinya. Dia tampak sibuk. Bumbu dan penggorengan pun telah siap untuk di racik. Tampaklah pertunjukkan sebuah pengalaman yang tak dapat diraih dalam waktu sebentar. Tangannya cekatan sekali meraih botol kecap dan segenap bumbu. Segera saja, nasi goreng yang mengepul telah terhidang. Ehh tak lama kemudian rintik hujan mulai turun, makin lama makin deras juga waktu itu, dengan terpaksa warnet saya tinggal cukup lama. Keadaan yang semula canggung mulai hilang. Basa-basi saya bertanya, "Wah klo jam2 segini orang-orang makin jarang yang keluar ya Pak, apa lagi di barengi sama ujan?" Bapak itu menoleh kearah saya, dan berkata, "Iya dik, jadi sepi nih dagangan saya.." katanya sambil menghisap rokok dalam-dalam. "Wah, rezekinya jadi berkurang dong ya?" Duh. Pertanyaan yang bodoh. Tentu saja tak banyak yang membeli kalau udah jam tengah malem gini apalagi d tempat dan suasana yang kurang mendukung begini. Tentu, pertanyaan itu hanya akan membuat Bapak itu tambah sedih. Namun, agaknya saya keliru...
Tuhan itu tidak pernah istirahat, begitu katanya. "Rezeki saya ada dimana-mana. Saya malah senang kalau hujan begini. Istri sama anak saya di kampung pasti dapat air buat sawah. Yah, walaupun nggak lebar, tapi lumayan lah tanahnya." Bapak itu melanjutkan, "Anak saya yang disini pasti bisa ngojek payung kalau besok masih hujan.....". Degh. Dduh, hati saya tergetar. Bapak itu benar, "Gusti Allah g pernah bubu". Allah Memang Maha Kuasa, yang tak pernah istirahat buat hamba-hamba-Nya. Saya rupanya telah keliru memaknai hidup. Filsafat hidup yang saya punya, tampak tak ada artinya di depan perkataan sederhana itu. Makna nya terlampau dalam, membuat saya banyak berpikir dan menyadari kekerdilan saya di hadapan Tuhan.
Saya selalu berpikiran, bahwa hujan adalah bencana, adalah petaka bagi banyak hal. Saya selalu berpendapat, bahwa rezeki itu selalu berupa materi,dan hal nyata yang bisa digenggam dan dirasakan. Dan saya juga berpendapat, bahwa saat ada ujian yang menimpa, maka itu artinya saya cuma harus bersabar. Namun saya keliru. Hujan, memang bisa menjadi bencana, namun rintiknya bisa menjadi anugerah bagi setiap petani. Derasnya juga adalah berkah bagi sawah-sawah yang perlu diairi. Derai hujan mungkin bisa menjadi petaka, namun derai itu pula yang menjadi harapan bagi sebagian orang yang mengojek payung, atau mendorong mobil yang mogok. Hmm...saya makin bergegas untuk menyelesaikan nasi goreng itu. Beribu pikiran tampak seperti lintasan-lintasan cahaya yang bergerak di benak saya."Ya Allah, Engkau Memang Tak Pernah Beristirahat" Untunglah,hujan telah reda, dan sayapun telah selesai makan. Gue kembali k warnet dan secara tidak sengaja saya telah mendapat ilmu dan pengalaman yang sangat berarti buat gue.
Begitulah, saya sering takjub pada hal-hal kecil yang ada di depan saya. Allah memang selalu punya banyak rahasia, dan mengingatkan kita dengan cara yang tak terduga. Selalu saja, Dia memberikan Cinta kepada saya lewat hal-hal yang sederhana. Dan hal-hal itu, kerap membuat saya menjadi semakin banyak belajar. Dulu, saya berharap, bisa melewati tahun ini dengan hal-hal besar,dengan sesuatu yang istimewa. Saya sering berharap, saat saya bertambah usia, harus ada hal besar yang saya lampaui. Seperti tahun sebelumnya, saya ingin ada hal yang menakjubkan saya lakukan.
Namun, rupanya tahun ini Allah punya rencana lain buat saya. Dalam setiap doa saya, sering terucap agar saya selalu dapat belajar dan memaknai hikmah kehidupan. Dan kali ini Allah pun tetap memberikan saya yang terbaik. Saya tetap belajar, dan terus belajar, walaupun bukan dengan hal-hal besar dan istimewa. Aku berdoa agar diberikan kekuatan...Namun, Allah memberikanku cobaan agar aku kuat menghadapinya.* Aku berdoa agar diberikan kebijaksanaan...Namun, Allah memberikanku masalah agar ku mampu memecahkannya. Aku berdoa agar diberikan kecerdasan...Namun, Allah memberikanku otak dan pikiran agar aku dapat belajar dari-Nya. Aku berdoa agar diberikan keberanian...Namun, Allah memberikanku persoalan agar aku mampu menghadapinya. Aku berdoa agar diberikan cinta dan kasih sayang..... Namun, Allah memberikanku orang-orang yang luka hatinya agar aku dapat berbagi dengannya. Aku berdoa agar diberikan kebahagiaan...Namun, Allah memberikanku pintu kesempatan agar aku dapat memanfaatkannya.
5 Komentar Teman:
Wow...
keren keren,,, memang kita mesti banyak belajar, dan banyak bersyukur juga tuyh... biar kita gak selalu ngerasa kurang..Allah memang sudah memberi kita banyak, bahkan banyak sekali!!
mmmmm but anyway,,haddduuuuhhhh napa pake ada prolog yang ituw?? shy...
wih...gilee...ternyata disana masih jualan nasi goreng ya?he...asyik banget tu pengalaman.semoga setiap langkahku bisa menumbuhkan makna seperti halnya pengalaman dalam artikel tersebut.aku akui,terkadang aku kurang bersyukur atas apa yang Allah kasi ke aku, tapi artikel itu membuatku sadar n ingin terus belajar dari sekitar kita
akhirnya tambah dewasa juga y. :D jalan2 ah eit tapi sebelumnya minta nasi goreng nya ah
wah memng dari pengalamanlah kita belajar dan dapat memaknai hidup.. penjual nasgor aja bisa hidup dengan rasa syukur.. berarti saya juga harus banyak belajar nie.. :) terima kasih kang
ada titipan kang dirumah..:D sekalian nemenin akang ngeronda nie.. :
Posting Komentar